Rabu, 06 Desember 2017


Prolog

"Tapi nggak bisa gitu juga kan, Pa. Aku masih kuliah, teman-temanku ada di sini, pokoknya aku nggak mau pindah!"

Papa memandang diriku dengan tatapan horor. "Apapun keputusanmu, Papa nggak peduli. Kalau perlu kamu Papa gusur pake tali terus Papa ikat di belakang mobil."

Mataku menanap marah, sementara Papa masih tidak mengendurkan pertahanannya. "Aku bisa cari kerja di sini, aku nggak akan minta uang sepeser pun, jadi please aku nggak mau pindah!" Nada suaraku mulai meninggi rupanya.

"Tapi Papa butuh kamu, curut! Sawah dan kebun yang akan kita garap memang kecil, tapi Papa sudah nggak kuat lagi! Kamu tega hah kalau Papa mati saat membasmi tuh ulat bulu?"
Mataku melunak. Papa memang bukan Papa kandungku, tetapi aku sangat menaruh hormat padanya. Keluargaku telah meninggal beberapa puluh tahun silam dan Papa adalah orang asing yang rela memungutku dengan penuh kasih sayang.

"Kalau Papa mampu, Grey. Papa nggak akan ragu membelikanmu planet Pluto. Tapi saat ini Papa nggak punya uang. Papa di PHK, rumah akan disita karena Papa tak mampu membayar hutang dan sekarang harta paling berharga yang Papa punya ya kamu."

Pertahananku runtuh. Bukannya Papa mengada-ngada, meskipun umur Papa masih kepala 3—kalau nggak salah 1 minggu lagi umur Papa 39 tahun—kemudian Papa memiliki tubuh tegap bak binaragawan, tetapi kemampuan berjalan Papa mengendur sejak kecelakaan motor yang menimpa Papa gara-gara ulah nakalku.
"Ya sudah, Pa. Grey ikut Papa. Tapi beri waktu Grey satu minggu buat say goodbye ke temen-temen Grey."
Papa menatapku dengan tampang sumringah. Dia berjalan ke arahku untuk memelukku kemudian dia mencium keningku kuat. Papa memang gitu, dia selalu saja menganggapku masih anak kecil padahal seharusnya Papa sadar otot di tangan dan perutku tidak menginginkan hal itu. Tapi ya sudahlah toh mulut Papa terlihat segar dan wangi. Nggak kayak sahabat dekatku Reyhan.

Leave a Reply

Sok lah komen komen komen.

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2025 Catatan Usang si Bocah Tengil - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -