Rabu, 06 Desember 2017
Teman-temanku sedang dalam perjalanan menuju rumah. Mereka adalah sahabat dekat yang aku punya. Biasanya kerjaan kami kalau bukan nongkrong ya membuat video gak jelas di tempat-tempat yang ada di Indonesia. Ah, aku pasti akan merindukan mereka, terutama Reyhan. Dia adalah sahabat karib sejak SMA sampai sekarang.
Kulihat Papa sedang mengemas barang-barang di kamar. Gurat wajah lelahnya terlihat jelas oleh mataku. Ya Tuhan, aku merasa berdosa tidak bisa membantu Papa meringankan masalahnya. "Teman-temanmu sudah datang, Grey?"
Bersamaan dengan ucapan tanya Papa, bel rumah berbunyi nyaring. "Sepertinya mereka sudah datang."
Aku berjalan menuju pintu depan rumah dengan perasaan gugup. Bagaimanapun juga mereka harus tahu kebenaran kepindahanku. Tetapi ... ya Tuhan! Bagaimana aku harus memulainya? Aku tidak pernah membicarakan masalah pribadiku pada mereka. Jadi tidak ada satu orang pun yang tahu, termasuk pacarku sendiri, Aura. Mereka pasti marah. Itu pun jika mereka merasa kehilangan atas kepergianku. Shit. Akan langsung kupukul muka mereka satu-satu kalau mereka berkata, 'Pergi sana, ada tidaknya kamu di geng kita, nggak akan berpengaruh apa-apa.'
"Halo sayang," kata Aura. Dia langsung nyelonong masuk tanpa permisi.
"Ada apa, Grey? Ganggu saja kamu. Aku kan lagi ada tugas menyelidiki alat kelamin putri duyung. Pokoknya karena kamu sudah ganggu aku, kami harus membantu, awas saya ya kalau nolak." Reyhan, pria yang mempunyai mulut kayak Ema-ema ini mengikuti langkah Aura. Sisanya adalah teman-temanku yang lain. Ada Rizky, Angga, Bima, Dewi, Anggun dan Dimas. "Motor kamu di mana? Kok nggak ada di depan," lanjutnya.
"Langsung ke kamar aku saja. Oh ya, Rey, bantu aku bawa makanan di dapur."
Rey memandang diriku bosan. "Awas saja kalau nggak ada keripik pedas buatan ayah kamu."
Senyumku mengembang. Justru keripik pedas itu ada lima keler, sengaja ayah siapkan buat salam perpisahan. Oh ya, aku juga menyuruh Angga untuk membantuku membawa makanan. Dia adalah ketua senat di kampus. Tubuhnya kerempeng, kulitnya coklat bersih dan matanya sipit kayak pantat bayi. Dia tidak terlihat mengkhawatirkan di bulan puasa. Tapi meskipun begitu, Angga memiliki jiwa pemimpin yang sangat hebat.
Sesampainya di kamar, mereka semua memandangku bingung. "Barang-barang kamu kok tinggal dikit? Poster cewek setengah bugil di sana ke mana? Terus akuarium kecil di sana ke mana? Ish, kolor kamu yang ijo itu masih ada. Buang ke tong sampah apa susahnya sih, Grey. Mana sudah bolong-bolong lagi," ucap Dewi.
Aku tidak menjawab pertanyaannya. Lagi pula aku bingung harus menjawab pertanyaan pertama dia. Barang-barang itu sudah aku jual, daripada menambah rentetan pertanyaan yang lain, lebih baik aku diam saja.
"Jadi sekarang kita mau ngapain?" tanya Aura.
"Main King and Queen!"
"Ya ampun jadi kamu maksa kita ke sini cuma mau ngajak main King dan Queen sialan itu? Tapi boleh juga sih. Aku lagi pengen makan yang pedes-pedes. Jadi, kenapa kita harus memainkan permainan itu?"
Dahiku berkerut ke atas. "Errrr ... buat ... seru-seruan, lah."
Aura memicingkan matanya 5 detik kemudian mengedik tidak peduli.
Permainan King and Queen adalah permainan untuk memperebutkan posisi raja. Ketika permainan selesai, akan ada pemenang yang mempunyai gelar raja. Raja itu bebas meminta apapun yang dia minta. Itu mengapa, aku berharap aku memenangkan permainan ini, berharap mereka mau mendengarkan dan menerima keputusanku-khususnya Aura.
Cara bermainnya cukup mudah. Permainan ini diciptakan oleh kami dengan tujuan menyiksa pemain. Tahu ular tangga? Yes! King and Queen adalah permainan ular tangga, tetapi kami buat banyak ularnya. Setiap ada pemain menginjak ular, dia harus turun lalu makan keripik pedas sesuai baris yang dia lewati ketika turun. Lalu apa maksudnya kata Queen dalam permainan ini? Oh percayalah. Dia hanya numpang nama! Reyhan tidak mau menyebutnya permainan ular tangga. Dia ingin menyebut permainan ini King and Queen supaya kesannya lebih keren gitu.
Sontak kami semua duduk melingkar. Aura memandang tumpukan keripik pedas itu dengan tatapan horor. "Siap?" kataku. Mereka semua mengangguk. "Baiklah ... ayo kita mulai."
Aku kebagian melempar dadu terakhir. Reyhan sangat menyukai permainan ini karena dia suka makanan pedas. Aku? Sejujurnya aku nggak suka. Makanan iblis itu selalu membuat perutku mulas dan mencairkan benda lunak panjang yang keluar dari pantatku. Ah ... semoga saja kali ini perutku bisa dikompromi.
"Ya ampun aku turun tiga baris!" seru Dewi. Hukumannya, dia harus makan tiga kali kunyahan keripik pedas level dewa buatan Papa.
Tiga puluh menit pun berlalu. Mulutku rasanya sudah kebakar. Permainan ini memang sedikit gila. Selain banyak ularnya, Reyhan membuat 5 kota di depan raja penuh dengan ranjau ular. Mending kalau turun 2 atau tiga baris. Tapi nyatanya? Turun sampai ke baris paling bawah! Hukumannya? Dua kali lipat. Baris permainan ada lima. Itu berarti, harus makan 10 kali kunyahan. Dan hal itu terjadi padaku.
Kok di wattpad gada ya ceritanya..?
BalasHapus